BALUT, TEROPONG BANGGAI - Sejumlah masyarakat di Dusun 2 dan 3, Desa Lambako, Kecamatan Banggai, Kabupaten Banggai Laut, mengaku resah dan khawatir terhadap kualitas pembangunan Mushollah Al Hijrah yang tengah dikerjakan di wilayah mereka. Proyek pembangunan yang bersumber dari dana hibah Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) senilai Rp200 juta itu dinilai dikerjakan secara asal-asalan dan jauh dari standar konstruksi yang layak.
Keresahan warga ini bukan tanpa alasan, media Teropong Banggai turun langsung ke lapangan untuk melakukan investigasi mendalam. Hasilnya sungguh mencengangkan dan memunculkan pertanyaan besar tentang transparansi serta tanggung jawab pihak pelaksana pembangunan. Selasa, (21/10/2025).
Di lokasi, wartawan menemukan struktur beton tiang sudut yang rapuh dan hancur saat dicubit. Padahal, bangunan tersebut berdiri cukup besar dan tinggi, diperkirakan mencapai 3 meter namun dengan struktur beton yang sangat mengkhawatirkan.
Namun temuan paling mengejutkan adalah bagian slop mihrab yang dicor seolah-olah normal, namun tidak ditemukan adanya besi penguat sama sekali di dalamnya. Kondisi ini membuat struktur bangunan sangat rentan roboh dan berpotensi membahayakan keselamatan jamaah di kemudian hari.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya membenarkan temuan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pembangunan terkesan hanya mengejar penyelesaian tanpa memperhatikan kualitas, bahkan diduga ada upaya mengambil keuntungan dari selisih anggaran hibah.
“Kami heran, dana Rp200 juta bukan jumlah kecil. Tapi lihat saja hasilnya, bangunannya seperti ini. Kalau nanti roboh, siapa yang tanggung jawab?” ujar warga tersebut.
Selain kualitas beton yang buruk, wartawan juga menemukan dinding tembok di bagian sudut tidak tersambung rapat, sehingga tampak jelas celah di sepanjang tiang. Kondisi ini memperkuat dugaan bahwa pekerjaan dilakukan secara terburu-buru tanpa pengawasan teknis yang memadai.
Warga kini berharap ada tindakan dari pihak berwenang untuk meninjau ulang pembangunan mushollah tersebut.
“Kami tidak ingin menolak bantuan. Tapi tolong, kalau membantu rumah ibadah, jangan setengah hati. Ini tempat suci, bukan proyek yang bisa disulap dengan bahan seadanya,” tambah warga lain.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak panitia pembangunan dan pelaksana proyek belum memberikan keterangan resmi. *Aan