Dalam keterangannya kepada media Teropong Banggai, Abdullah menegaskan bahwa keberlanjutan proyek pelabuhan senilai Rp64 miliar itu bukan hanya prestasi teknokratis, tetapi juga cerminan dari kepemimpinan yang berpihak dan tidak menyerah di tengah tantangan.
"Apa yang dilakukan Bupati Sofyan Kaepa adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang punya nyali dan hati. Di saat proyek nasional lain dipangkas, beliau justru tampil memperjuangkan daerahnya hingga pusat mengabulkan. Ini bukan hal biasa, ini sangat luar biasa," ujar Abdullah.
Sebagaimana diketahui, pembangunan Pelabuhan Bungin sebelumnya masuk daftar efisiensi nasional oleh Kementerian Perhubungan RI, dan sempat dihentikan proses tendernya. Namun melalui lobi-lobi strategis yang dilakukan Bupati Sofyan langsung ke Dirjen Perhubungan Laut, pemerintah pusat akhirnya kembali mengalokasikan anggaran untuk proyek tersebut.
“Alhamdulillah, hari ini kami menyambut tim dari Kementerian Perhubungan RI yang siap memulai pelaksanaan pembangunan pelabuhan Bungin,” ucap Sofyan Kaepa, Senin (5/5/2025).
Abdullah menambahkan bahwa perjuangan ini membuktikan bahwa pemimpin daerah tidak hanya bisa menunggu, tetapi harus mampu bergerak, melobi, dan memperjuangkan hak rakyatnya di tingkat pusat.
"Pelabuhan Bungin itu bukan sekadar dermaga tempat berlabuh, tetapi simbol harapan masyarakat. Terima kasih Bupati Sofyan, karena tidak membiarkan harapan itu tenggelam." Tuturnya.
Pembangunan pelabuhan ini rencananya akan dimulai dengan peletakan batu pertama pada 10 Mei 2025 mendatang, dan diharapkan mampu mempercepat konektivitas antarpulau, menumbuhkan ekonomi lokal, dan memperkuat peran Banggai Laut sebagai daerah strategis di perairan Sulawesi Tengah. *Aan/ R.Hs
