Menurut Syamsul, kunjungan ini menjadi momentum penting yang membuktikan bahwa pemerintah benar-benar hadir di tengah masyarakat. “Atas nama Koperasi BMB dan seluruh nelayan, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Gubernur. Kehadiran beliau memberi harapan baru bagi kami yang selama ini berjuang dengan keterbatasan,” ujarnya.
Syamsul menilai dialog terbuka yang dilakukan Gubernur bersama nelayan tidak hanya menyerap aspirasi, tetapi juga memberi ruang kepercayaan diri bahwa suara nelayan tidak akan diabaikan.
“Kami melihat ada ketulusan dari Bapak Gubernur untuk mencari solusi nyata. Ini sangat berarti bagi kami di koperasi yang setiap hari bersentuhan langsung dengan persoalan harga ikan, sarana produksi, hingga akses pasar,” tambahnya.
Dalam pertemuan itu, nelayan mengeluhkan penurunan hasil tangkapan dari 1.500 box ikan per bulan menjadi hanya 100 - 200 box, minimnya fasilitas pelabuhan, serta lemahnya jaringan komunikasi yang menghambat transaksi dengan pembeli. Mereka juga berharap ada tambahan dermaga, cold storage, BBM bersubsidi, kapal, dan jaring.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Anwar Hafid menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kesejahteraan nelayan.
“Pembangunan kelautan dan perikanan harus berpihak pada nelayan. Pemerintah akan mencari langkah-langkah terbaik agar aspirasi bapak-bapak bisa ditindaklanjuti,” tegasnya.
Bagi Koperasi BMB, perhatian pemerintah provinsi akan sangat membantu penguatan kelembagaan koperasi, menjaga stabilitas harga ikan, serta membuka peluang hadirnya pabrik pengolahan yang sehat dan berdaya saing.
“Kami percaya dengan dukungan pemerintah, koperasi bisa lebih berdaya. Nelayan tidak lagi sendirian menghadapi tantangan, tetapi punya mitra yang kuat untuk bersama-sama maju,” tutup Syamsul Risal penuh harap. *AAN
