Kehadiran FPS di Banggai Laut disambut antusias. Para pemuda melihat forum ini bukan hanya sekadar organisasi, melainkan wadah yang akan menyatukan energi, gagasan, dan aksi nyata anak muda demi kemajuan daerah.
Founder FPS, Greef Kalengkongan, menegaskan pentingnya peran pemuda untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut bergerak bersama.
“Pemuda harus menjadi motor penggerak perubahan. Forum ini hadir agar suara dan ide generasi muda bisa terwadahi, terorganisir, dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
FPS kini tengah menuntaskan kepengurusan di 13 kabupaten dan 1 kota se-Sulawesi Tengah. Prosesnya dilakukan secara inklusif melalui musyawarah pemuda yang melibatkan pelajar, mahasiswa, komunitas kreatif, hingga organisasi lokal.
Koordinator Umum FPS, Ardian Waeo, menambahkan bahwa forum ini adalah “rumah besar” bagi pemuda Sulawesi Tengah.
“Dari Donggala sampai Morowali, dari Poso hingga Banggai, semua pemuda harus merasa terwakili. Bergabunglah bersama kami, karena inilah saatnya pemuda bersatu untuk daerahnya,” tegasnya.
Selain konsolidasi, FPS menyiapkan program strategis seperti pelatihan kepemimpinan, kewirausahaan, digitalisasi, hingga gerakan sosial dan budaya. Langkah ini diharapkan mampu mencetak generasi muda yang berdaya saing sekaligus menjaga kearifan lokal.
Salah satu pemuda Banggai Laut, Abdul Azis Naba, yang hadir dalam pertemuan tersebut, turut memberikan apresiasi.
“Kami sangat berterima kasih dengan adanya Forum Pemuda Sulawesi Tengah ini. Akhirnya ada wadah yang benar-benar memperhatikan dan mengajak pemuda di daerah untuk bersatu. Saya yakin forum ini akan menjadi tempat belajar, berkontribusi, sekaligus berjuang bersama demi kemajuan Banggai Laut dan Sulawesi Tengah,” ungkapnya.
Dengan terbentuknya kepengurusan di Banggai Laut, FPS optimistis bisa menjadi mitra strategis pemerintah daerah sekaligus garda terdepan dalam mewujudkan Sulawesi Tengah yang maju, sejahtera, dan berdaya saing. *AAN/R.Hs
